
Tak ada manusia yang memiliki permasalahan yang sama persis. Begitu pula pada orang yang mengalami permasalahan kecanduan narkoba. Latar belakang penggunaan narkoba, reaksi akibat penyalahgunaan tersebut, kondisi fisik, psikis, asal demografi, pola asuh keluarga dapat berbeda antar orang. Oleh karena itu penyelesaian permasalahannya pun seharusnya memperhatikan kondisi masing-masing individu, dalam arti bahwa tak ada penyelesaian permasalahan yang cocok untuk semua orang. Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Salah satu dari 13 prinsip terapi gangguan penggunaan narkotika yang dikeluarkan oleh US National Institute on Drug Abuse yaitu tidak ada terapi tunggal yang sesuai untuk semua orang. Rencana terapi bagi klien perlu disusun secara individual berdasarkan hasil skrining dan asesmen yang komprehensif, sehingga dapat efektif mengakomodasi kebutuhan setiap individu, dan dapat menyeselaikan permasalah narkoba hingga akarnya.
Program rehabilitasi rawat inap milik Badan Narkotika Nasional (BNN) menggunakan metode Therapeutic Community (TC) modifikasi yang memberikan kegiatan yang sama persis bagi setiap klien rehabilitasi. Kegiatan TC yang dilakukan diantaranya konseling kelompok , perangkat pemangkasan perilaku, konseling individual, seminar umum, vokasional, sesi agama, grup terapi. Kegiatan tersebut memberikan manfaat bagi setiap klien namun belum mengakomodasi kebutuhan individu. Oleh karena itu Deputi Bidang Rehabilitasi BNN melakukan sebuah terobosan atau inovasi untuk mengakomodir kebutuhan tersebut yaitu dengan metode Kegiatan Kelompok Tematik (KKT).
Kegiatan kelompok Tematik (KKT) awalnya bernama “ Moving Class”Program ini telah diterapkan sejak tahun 2019 di Balai besar Rehabilitasi BNN. ‘Moving class’ merupakan sistem belajar mengajar yang mencirikan kelas berkarakter mata pelajaran (topik tertentu), dengan demikian peserta didik akan berpindah tempat sesuai dengan jadwal mata pelajaran yang telah ditentukan. Konsep ‘moving class’ mengacu pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan yang dipelajarinya (Direktorat Pembinaan SMA, 2010).
Kegiatan Kelompok Tematik yang diterapkan saat ini terdiri dari 2 materi yaitu materi dasar dan materi tematik. Materi dasar merupakan materi yang wajib diikuti oleh seluruh klien dan diberikan dalam tahapan tertentu. Materi Dasar ini terdiri
- Prinsip Dasar Adiksi
- Prinsip Dasar Pemulihan
- Penyakit Penyerta pada Penyalah Guna Narkoba
- Pengaruh Narkoba pada Kesehatan Rongga Mulut
Materi tematik merupakan materi yang dapat dipilih untuk diikuti sesuai dengan kebutuhan individu. Pemilihan materi ini dapat diajukan oleh konselor, dokter, psikolog, maupun oleh klien sendiri. Materi tematik terdiri dari
- Gangguan Mental dan penyalahguna Narkoba
- Membina hubungan sehat
- Ketrampilan Komunikasi
- Mengelola Kemarahan
- Pencegahan Kekambuhan
- Pola Hidup Sehat
- Aspek Hukum Pada Klien Rehabilitasi Penyalah Guna Narkotika
Metode pembelajaran yang digunakan dalam penyampaian materi KKT sangatlah menarik dan menyenangkan ada pemutaran video, role play, praktek, simulasi, demonstrasi, ceramah ilmiah, brain storming, diskusi, lembar kerja dan tanya jawab. Mengingat jumlah peserta dalam satu kelas untuk materi dasar maksimal 25 orang dan materi tematik maximal 10 orang maka interaksi, komunikasi dalam kelas akan lebih intensif dan mendalam. Kegiatan KKT ini dilaksanakan hari senin sampai dengan Jumat dalam 2 sesi yaitu pagi dan siang.Oleh karena kelas yang menarik dan tidak membosankan maka kelas siang pun para peserta tidak akan merasa bosan dan mengantuk. Di tambah dengan fasilitator yang professional, terlatih dan handal dalam setiap materi, memberikan kemudahan dalam sesi penyampaian materi, diskusi, dan pencariian solusi bagi tiap masalah.
Kegiatan Kelompok Tematik yang sudah berjalan selama lebih dari 1,5 tahun di Balai Besar Rehabilitasi BNN terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan program klasikal atau Therapeutic Community (TC) modifikasi yang biasa diterapkan dalam program rehabilitasi. Berdasarkan hasil kajian “Integrasi Layanan Individual dengan pendekatan Kelompok pada Rehabilitasi Berbasis Komunitas Terapetik” yang mencari tahu apakah metode KKT pada kelompok perlakuan memberikan pemahaman yang lebih baik dibandingkan metode klasikal pada kelompok standar, serta mencari tahu apakah metode KKT meningkatkan motivasi, keterlibatan pada program, fungsi sosial, dan fungsi psikologis, lebih baik dibandingkan metode klasikal.
Hasil kajian tersebut menunjukkan bahwa metode KKT dan klasikal (Therapeutic Community (TC) modifikasi) sama-sama dapat meningkatakan perubahan prilaku. Tetapi metode KKT mampu memberikan pemahaman yang lebih baik kepada klien dibandingan dengan metode klasikal.
Responden yang mengikuti KKT mengalami peningkatan kemampuan mengambil risiko, keinginan untuk mencari bantuan, mengenali masalah, partisipasi pengobatan dan hubungan baik dalam konseling. Selain hal tersebut klein juga mengalami penurunan dalam depresi, cemas, dan rasa tertekan dalam perawatan.
Pengaruh positif program KKT bagi klien tersebut tentunya menunjukkan bahwa program KKT layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan sebagai upaya membantu pemulihan klien secara holisitik yang mengakomodasi kebutuhan individu. Mengingat program KKT yang memberikan dampak positif tersebut, selama masa pendemi covid 19 program KKT pun tetap berjalan namun dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan, yaitu menjaga jarak, mengunakan masker, ruangan yang lebih terbuka, dan sesi kelas yang lebih singkat. (F3S)
Referensi:
Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pelaksanaan Sistem Belajar Moving Class di SMA. Jakarta
NIDA. Principles of Drug Addiction Treatment: A Research-Based Guide (Third Edition) Principles of Effective Treatment. https://www.drugabuse.gov/publications/principles-drug-addiction- treatment-research-based-guide-third-edition/principles-effective-treatment . Diakses 23 November 2020